“It feels like the fairy tale is over I really wanted these pages to begin With once upon a time like all those lullabies” Semua bayangan semu itu, ingin sekali terwujud. Semua harapan yang kudapatkan darimu, kapan kita akan memulainya? “I should've known better I'll admit it, I thought when I let you in You were my shining knight from all those stories” Pada saat itu harapan kian membesar, sejak pertama kali kamu berhasil menyita hari-hariku. Ah, seharusnya aku lebih cepat mengungkapkannya. “This love is your illusion, this love is your illusion Take me to a place with real-life love I need a break from this broken-down fantasy Show me a place I can realize love, not your illusion” Aku tahu, tidak sebaiknya begini, tetapi terus saja denial. Hanya kamu yang saat itu dapat kuandalkan, tolong bantu aku keluar dari sini. Aku ingin bersamamu. Fin. --------------- 2023, Ternyata bukan kamu orangnya, melainkan dia ;)
Hujan, hujan dan hujan. Langit kelam meneteskan airnya. Angkot yang terjebak macet di jalan Soekarno-Hatta. Lagu Efek Rumah Kaca yang berjudul Melankolia dia setel dari smartphone jadul milik saudaranya. Telinga yang sejak awal sudah disumpal earphone . Merenung melihat bulir-bulir air di jendela angkot. Klakson kendaraan saling beradu. Hujan semakin deras, tak tahu sampai kapan... Begitupula dengan dirinya, yang sedang melewati (dan akan terus melewati) masa-masa kegundahan. Entah sampai kapan... "Nikmatilah saja kegundahan ini Segala denyutnya yang merobek sepi Kelesuan ini jangan lekas pergi Aku menyelami sampai lelah hati" November, 2017. Bandung di kala musim hujan.